ILMU BUDAYA DASAR
“Manusia dan Kebudayaan”
WILLY PUTRA DELLY
17315158
1TA03
BERJUDUL : Hubungan Budaya dengan
Manusia di Indonesia
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Yang terhormat Ibu Dinar Juniar Anggraini selaku dosen
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmat dan karuniaNya sehingga Tulisan ini dapat terselesaikan dan tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Tulisan ini membahas tentang “ Manusia dengan Kebudayaan “, yang berhubungan dengan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Diharapkan Tulisan ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua dan mampu
memberikan penjelasan tentang bagaimana Hubungan Manusia dengan Budaya di Indonesia.
Penyusun menyadari bahwa Tulisan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu
di harapkan demi kesempurnaan tulisan ini di kesempatan
lainnya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan tulisan ini dari awal
sampai akhir.
Hubungan Manusia dengan Budaya di
Indonesia
Hubungan adalah kesinambungan
interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu
akan yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap proses kehidupan manusia.
Hubungan dapat dibedakan menjadi hubungan dengan teman sebaya, orangtua, keluarga,
dan lingkungan sosial. Secara garis besar, hubungan terbagi menjadi hubungan
positif dan negatif. Hubungan positif terjadi apabila kedua pihak yang
berinteraksi merasa saling diuntungkan satu sama lain dan ditandai dengan
adanya timbal balik yang serasi. Sedangkan, hubungan yang negatif terjadi
apabila suatu pihak merasa sangat diuntungkan dan pihak yang lain merasa
dirugikan.Dalam hal ini, tidak ada keselarasan timbal balik antara pihak yang
berinteraksi.Lebih lanjut, hubungan dapat menentukan tingkat kedekatan dan
kenyamanan antara pihak yang berinteraksi. Semakin dekat pihak-pihak tersebut,
hubungan tersebut akan dibawa kepada tingkatan yang lebih tinggi.
Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Hubungan manusia dengan kebudayaan
tentu sangat terkait. Bagaimana tidak, kebudayaan itulah yang menciptakan
karakter dari manusia itu. Sesorang yang tingkat kebudayaan dari
daerah asalnya tinggal itu cenderung membawa dampak bagi kehidupan sosialnya.
Sesorang yang tinggal di lingkungan yang keras, akan menciptakan mental dan
jiwa raga yang kuat pula. Begitu pula sebaliknya. Seseorang ataupun bisa juga sekelompok
manusia, yang hidup berdampingan dengan damai, akur, akrab, dan sejahtera, akan
menimbulkan efek psikologis yang baik dan penuh dengan kehangatan. Seberapa
besarkah tingkat kebudayaan itu sendiri bagi manusia? Sangat besar. Seperti
contoh diatas, itu sudah sangat memberikan gambaran dari pertanyaan tersebut.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan
kebudayaan. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara
belajar. Yang saya baca dan saya ketahui, terdapat beberapa proses belajar
kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Tidak hanya
itu saja, hubungan antara manusia dengan kebudayaan bisa juga dapat dilihat
dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Sebagai manusia, kita
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai penganut kebudayaan
itu sendiri, pembawa kebudayaan, manipulator kebudayaan dan bisa jadi sebagai
pencipta kebudayaan. Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada
persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian, Hal yang dilakukan oleh
manusia inilah kebudayaan.
Manusia Indonesia dalam hal
kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima
serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi, bisa dengan cara dengan
penyebaran melalui perpindahan pulau. Dalam hal ini teknlogi informasi dan
komunikasi yang masuk turut merubah cara kebudayaan Indonesia tersebut baik itu
kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi). Seperti contohnya saja
remaja-remaja yang sering ke diskotik, tempat hiburan malam, cara berpakaian,
dan lain-lain. Sehingga, tidak hanya gaya hidup yang mewah dan berlebihan
(menurut masyarakat awam), tetapi dapat juga mengandung arti dan makna
negative. Seperti contoh, pemakaian obat-obat terlarang. Sekali seseorang
terjerat di dalamnya, tidak akan bisa lepas dari jeratan tersebut. Lalu
bagaimana kita menyikapinya? Tetapi tidak hal ini saja yang patut kita
perhatikan. Banyak diluar sana seseorang bahkan sekelompok manusia yang masih
sangat melekat dengan budayanya, sehingga susah untuk menerima budaya dari
luar. Sikap ini deisebut sikap etnosentrime (kecenderungan setiap kelompok
untuk percaya begitu saja akan keunggulan/superioritas kebudayaannya sendiri
dan sikap senosentrisme (sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing)
yang ternyata merupakan hal selanjutnya yang dapat menghambat terwujudnya
kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sepertinya, sudah saatnya manusia
Indonesia berikut dengan berbagai kebudayaan daerahnya yang ada melakukan suatu
bentuk adaptasi yang sifatnya inovasi/pembaruan dengan budaya Barat/asing
seperti dalam hal kesenian dimana instrumen musik tradisional dipadukan dengan
instrumen modern (alat-alat band dengan teknologi komputernya) maupun perawatan
berbagai benda kebudayaan dengan teknologi asing yang ada sehingga akulturasi
dapat diwujudkan.
Selain itu, media-media seperti TV,
radio, dan lainya juga dapat mempengaruhi kebudayaan manusia menjadi cenderung
ke arah negatif. Menonton sinetron, dan menggunakan cara berakting atau kondisi
sinetron di kehidupan nyata terkadang dan bahkan sering membawa manusia untuk
melakukan hal-hal yang tidak layak untuk dilakukan.
Contoh-Contoh
Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :
1)
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan
anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak
kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara
teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada
diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3)
Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
4)
Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)
Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Menurut
saya sendiri keterkaitan manusia dengan budaya sangat erat dikarenakan manusia
awam atau modern akan selalu melakukan atau menjalankan budaya karena terbiasa
mendengar atau mengetahui bahwa kegiatan nenek moyang kita terdahulu yang kita
ketahui.
Komentar
Posting Komentar